Alergi susu formula

 

Sering mendengar dokter anak atau ibu-ibu ‘senior’ anda berkilah: “Makanya, ASI dong. ASI ya buat anak manusia. Kalau susu sapi ya buat anak sapi!” Nah,memang ada alasan kenapa bisa muncul perkataan seperti itu. Susu sapi formula sering menjadi biang keladi alergi pada anak (selain alasan bahwa susu formula sapi meningkatkan resiko obesitas pada anak). Sebelum kita merambah ke topik hari ini: alergi susu formula sapi pada anak, ada baiknya kita kenali dulu “Apa sih itu susu formula?”

 

Tidak semua susu formula berasal dari sapi

 

Kenali dulu jenis-jenis susu formula!

Susu formula pada dasarnya adalah susu buatan yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI. Terdapat 4 tipe susu formula:

Tipe Susu Formula Keterangan
Susu Formula Sapi Kebanyakan susu formula untuk bayi diambil dari susu sapi. Protein dalam susu sapi bisa dibagi menjadi dua yaitu : curd dan whey. Perbandingan curd dan whey bisa bervariasi. Secara umum, terdapat dua jenis:

For – Formula untuk Tahap Awal: susu pada tahap ini biasanya lebih banyak mengandung whey dimana perbandingan curd dan whey adalah 40:60. Cocok untuk bayi di tahun pertamanya.

–  Formula untuk Tahap Berikut: susu pada tahap ini biasanya lebih banyak mengandung curd dengan perbandingan curd dan whey 80:20. Susu ini lebih lama dicerna dan diperuntukkan untuk bayi dengan nafsu makan yang lebih besar.

Susu Formula Hidrolisis Susu formula ini dirancang khusus untuk bayi-bayi yang alergi terhadap protein dalam susu formula (sapi). Susu formula hidrolisis sebetulnya masih berbasis susu sapi juga tetapi susu ini mengalami proses hidrolisis sehingga protein-protein utuh dalam susu sapi terurai menjadi partikel-partikel kecil sehingga sifatnya menjadi kurang alergenik. Susu ini juga tidak mengandung laktosa.
Susu Formula Soya Susu formula soya terbuat dari kacang keledai yang kemudian dimodifikasi dengan vitamin, mineral, dan nutrisi-nutrisi lainnya. Susu soya dianjurkan diberikan kepada bayi berusia lebih dari 6 bulan dan tidak direkomendasikan untuk bayi yang memiliki alergi susu sapi (karena mereka biasanya juga alergi soya). Menurut studi, 50% bayi yang alergi protein di susu sapi formula juga dapat menjadi alergi pada protein di susu soya formula.
Susu Formula Berbasis Asam Amino Pada bayi yang mengalami intoleransi terhadap susu formula hidrolisis dapat menggunakan susu formula berbasis asam amino. Susu formula berbasis asam amino ini tidak mengandung rantai protein tetapi mengandung asam amino yaitu ‘semen’ pembangun protein-protein itu sehingga paling bersifat hipoalergenik dibandingkan susu formula lainnya.

 

Apa tanda-tanda buah hati anda mengalami alergi susu formula sapi?

Pada alergi susu formula sapi (atau Cow’s Milk Allergy), seringkali pasien berusia dibawah 6 bulan datang dengan keluhan mencret (diare) dan mungkin muntah-muntah beberapa waktu setelah diet susu formula dimulai. Onsetnya bisa cepat (langsung setelah minum) ataupun lambat (7-10 hari setelah diet dimulai).

Gejala-gejala dapat berupa: mencret (diare) yang terkadang bisa ditemukan darah, muntah, menolak makanan, kolik, dan muncul ruam di kulit.

Terkadang pada kasus yang cukup parah, reaksi anafilaksis (reaksi alergi yang membahayakan jiwa) dapat terjadi. Namun hal ini sangat jarang dan lebih sering terjadi pada pasien yang mengalami alergi makanan dibandingkan susu.

Apakah bedanya alergi susu formula sapi dan intoleransi laktosa?

Seringkali sulit dibedakan antara alergi susu formula sapi dan intoleransi laktosa (yang sering didengung-dengungkan di media massa). Alergi susu formula sapi pada dasarnya adalah suatu bentuk alergi dimana sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap suatu protein dalam susu sapi sedangkan intoleransi laktosa adalah bentuk intoleransi makanan dimana tubuh tidak dapat mencerna laktosa. Gejala intoleransi laktosa terbatas pada sistem pencernaan yaitu berupa perut kembung, nyeri perut, kentut-kentut dan dapat pula berupa diare.

Bagaimana mengetahui bahwa buah hati anda mengalami alergi susu formula?

Bawalah buah hati anda ke dokter anak. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan dapat melakukan beberapa macam tes. Dari segi riwayat, anak yang memiliki riwayat alergi atau asma di keluarga memiliki tendensi untuk mengalami alergi susu formula. Selain itu, dilakukan pemeriksaan lain yang bertujuan untuk memeriksa apakah seorang anak memiliki tendensi alergi terhadap protein dalam suatu makanan atau dalam hal ini susu formula.

– Tes kulit (dengan ekstrak protein yang dicurigai menyebabkan alergi)

Dilakukan dengan metode tes cukit (prick test). Hasil tes yang positif menunjukkan adanya kandungan IgE antibodi yang spesifik terhadap makanan tertentu.

– Atopy Patch Test

Atopy Patch Test memiliki keuntungan dibandingkan tes cukit untuk mendiagnosis gejala yang datangnya lebih lambat. Ekstrak dari makanan yang diduga penyebab alergi ditempelkan di sebuah pad di punggung dan dibiarkan 24 – 72 jam. Atopy Patch Test mengetes sel T (yang penting dalam sistem kekebalan tubuh).

– Imunoasay Serum

Dengan menggunakan metode ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) atau yang lebih baru lagi, RAST (Radioallergosorbent). Kedua tes ini diambil dari serum (tes darah).

– Tes Eliminasi (Elimination Test)

Hindari diet susu formula yang dicurigai menyebabkan alergi selama kurang lebih 2 – 4 minggu.

– Tes Tantangan Makanan (Food Challenge Test)

2 – 4 minggu setelah menjalani tes eliminasi, si anak sebaiknya melakukan tes ini. Bila anak anda memiliki riwayat anafilaksis, tes ini biasanya tidak dilakukan. Bila dilakukan, tes ini harus dalam pengawasan orangtua dan dokternya. Seorang anak dianggap memiliki alergi pada protein makanan tertentu apabila dalam kurun waktu 48 jam setelah provokasi (diberikan susu formula) dilakukan, gejala-gejala muncul kembali. Namun demikian, ada kasus-kasus tertentu dimana gejala tersebut muncul lebih dari 48 jam. Rata-rata lama waktu mulai dari tes tantangan ini dilakukan dan waktu gejala muncul adalah 13.3 hari.

Jadi apa yang harus dilakukan bila buah hati anda memiliki alergi susu formula sapi?

Kunci penanganan di alergi susu formula sapi adalah menghilangkan susu formula sapi dari diet anak anda. Susu formula sapi dapat diganti dengan susu formula hidrolisis ekstensif (bukan yang parsial). Selain itu, susu formula berbasis asam amino juga merupakan pilihan terbaik berikutnya apabila buah hati anda masih kurang cocok dengan susu formula hidrolisis ekstensif. Ada sebagian populasi yang menganggap bahwa susu formula soya menjadi alternatif pengganti. Namun demikian, di dunia kedokteran sendiri, susu formula soya tidak dianjurkan sebagai alternatif (terutama karena nutrisinya yang dianggap tidak cukup untuk tumbuh kembang anak dan susu formula sendiri dapat menyebabkan reaksi silang sehingga muncul alergi terhadap soya). Tidak ada obat untuk menghilangkan alergi susu formula sapi.

Apa yang bisa dilakukan bunda untuk buah hatinya?

Bila buah hati anda mengalami alergi susu formula, ibu yang masih menyusui juga harus mengurangi konsumsi susu sapi ataupun produk-produk yang berasal dari susu sapi karena protein yang menyebabkan alergi pada buah hati anda dapat masuk lewat pemberian air susu ibu (ASI). Selama asupan produk susu ibu dibatasi, ibu memerlukan suplementasi vitamin D dan kalsium untuk mencegah defisiensi.

Patut diingat, memang buah hati anda alergi terhadap protein dalam susu sapi tapi bukan berarti memberikan susu dari binatang lain tidak akan alergi, misalnya susu kambing. Susu formula hidrolisis parsial yang banyak dijual di pasaran juga tidak sama dengan susu formula hidrolisis ekstensif. Hati-hati dalam memilih susu formula untuk buah hati anda!

Tetap usahakan memberikan ASI ekslusif terhadap bayi anda selama 6 bulan pertama.

Apakah selamanya buah hati anda tidak bisa minum susu sapi?

Belum tentu.

Biasanya setelah anda mengganti jenis susu formula yang diminum bayi, gejala-gejala akan hilang dalam waktu 2 – 4 minggu. Dianjurkan susu hipoalergenik tetap digunakan sampai usia 1 tahun dan kemudian anda dapat mulai mengurangi penggunaan susu hipoalergenik dan mengenalkan anak anda pada susu sapi. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter anak anda dan pantaulah perkembangan buah hati anda selama masa transisi diet susu anak anda.

5% anak-anak akan pelan-pelan hilang alerginya pada usia 4 tahun, 20% yang lain pada usia 8 tahun. Dan sisanya sebagian besar akan tumbuh toleransinya terhadap susu ketika mereka mencapai usia dewasa. Memang akan ada yang seumur hidup tetapi susu sapi sendiri tidak dianggap penyebab alergi utama di sebagian besar populasi.

Adakah cara lain selain menghindari dan mengganti susu sapi?

Sebuah cara lain berkembang 30 tahun belakangan ini terutama untuk mengatasi alergi melalui metode bioresonansi. Prinsip dari metode ini adalah melakukan sensitisasi terhadap faktor penyebab dari alergi anak anda (dalam hal ini misalnya susu sapi) dengan metode bioresonansi berbasis tekhnologi biophysic medicine . Salah satu evidence based study yang dilakukan menunjukkan efektivitas terapi antara 84-93% dalam menurunkan hipersensitivitas tubuh terhadap sebuah allergen. Terapi yang tidak menggunakan obat dan non invasive (tidak ditusuk) ini mulai banyak diminati oleh masyarakat karena sangat membantu khususnya bagi pasien anak terutama karena metode deteksi dan terapi nya yang non invasive sehingga tidak menimbulkan trauma pada anak anda.

 

Sumber:

www.tanyadokteranda.com

http://healthpartners.com/files/40269.pdf

http://kidshealth.org/parent/medical/allergies/milk_allergy.html#

http://www.babycentre.co.uk/baby/formula/findrightformula/

http://emedicine.medscape.com/article/931548-workup#a0723

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12012792

http://www.bio-e.net

About the Author :

Leave a Comment

START TYPING AND PRESS ENTER TO SEARCH